Jumat, 06 Februari 2015

You had Me At Your....

Source : http://41.media.tumblr.com/906ea58258c98a62c007cc16fb5e328a/tumblr_mpyfa8piiA1qb1paxo1_500.png (This is also Taylor Swift's song titled Come Back.. Be Here)  

Aku sudah beberapa jam membolak-balikkan tubuhku di kasur. Bahkan ibu sudah berkali-kali menegur aku ini manusia atau ikan yang terdampar di daratan. Aku menarik keras rambut hitam panjangku hingga beberapa di antaranya patah, kemudian menghembuskan nafas melalui mulut untuk memainkan rambut.

Aku menyedihkan.

Begitu pikirku. Aku sudah kenyang dengan cerita jatuh cinta diam-diam. Bahkan aku sudah muak. Ceritanya begitu-begitu saja. Sang "korban" akan mengirim ratusan kode, yang tak akan pernah berani ku lakukan. Atau sang "korban" akan menggigit jari setelah mengetahui objek memadu kasih dengan yang lain. Dan aku tak mau itu terjadi kepadaku.

Kamu hebat, membuatku seperti ini. Maksudku, tanpa pernah kita bertatap muka, hanya dengan beberapa pembicaraan sederhana-dan tidak penting (bagimu) di layar sekian inch kamu bisa membuat kupu-kupu di perutku berterbangan kesana-kemari.
Catat; kita belum pernah bertemu dan aku sudah seperti ini.

Aku hanya bisa tertawa melihat diriku saat ini; membangun imej wanita dingin, sarkastik, tidak sedang memikirkan cinta dan sedang menikmati hidup dengan pasangan bernama makanan-padahal aku sedang mendapat asupan bahan bakar untuk perasaan menggelitik yang sering disebut dengan suka-sayang-cinta. Dengan kata lain, aku diam-diam ingin terus jatuh cinta namun aku terlalu malu untuk mengakuinya. Malu pada diriku sendiri, karena bisa jadi aku terbodohi lagi.

Selamat, you had me at "PING!!!" and those physic, chemist, sport, math, biology things.



PS: I found this on my phone notes after several months.

Sabtu, 31 Januari 2015

dari Mentari di Ujung Langit

source: http://www.titanui.com/wp-content/uploads/2013/05/08/Vector-Blue-Sky-with-White-Clouds-Background-03.jpg

Air menyandarkan tubuhnya pelan pada Awan. Awan menggendong Air di punggungnya. Air membiarkan tubuhnya dibawa kemanapun Awan ingin pergi; maksudku, tentu saja Air akan menurut pada Awan yang dicintainya.

"Apa kamu tidak letih, terus menerus aku bawa kesana-kemari?" tanya Awan memecah keheningan senja. Senja di musim gugur tahun ini.

"Tidak. Tentu saja aku tidak letih, aku juga tidak keberatan. Bagaimana denganmu? Tidakkah kamu letih membawaku kesana-kemari?" sahut Air yang kini menatap lurus pada wajah keras Awan.

"Air, sekalipun Tuhan tidak mentakdirkan kita untuk bersama; aku sama sekali tidak letih, aku bahkan akan terus melakukannya" jawab Awan, membalas menatap wajah Air.

"Tapi, aku akan terus begini. Aku akan terus bersikap seperti ini padamu. Tubuhmu akan letih" canda Air. Awan hanya terdiam, dan beberapa detik keheningan kemudian yang akhirnya terpecah oleh suara Awan.

"Kamu benar, Air. Aku akan letih. Kita bahkan tak bisa seperti ini selamanya, maksudku; kau tahu bahwa aku akan selalu tinggal di Kota Langit, sedangkan kamu? Kamu ditakdirkan untuk menjalani hidupmu di berbagai macam kota, membaktikan dirimu untuk mereka" jawab Awan sedikit menurunkan gendongannya.

"Jangan Awan! Aku hanya bercanda! Jangan lepaskan aku, aku mohon.... " Awan terdiam. terus perlahan menurunkan gendongannya.

"Awan, setidaknya izinkan aku memberimu salam perpisahan?" Awan terus menjauhkan tubuhnya dari Air. Air akhirnya terlepas, Awan terus pergi menjauh, Air memejamkan matanya, ia terjatuh.















"Jangan menyakiti dirimu sendiri Air," suara dalam milik Hujan terdengar, seraya tubuh Air ditangkapnya. Air membuka matanya perlahan.

"Aku mencintainya, Hujan," jawab Air. Hujan merengkuh tubuh Air, memeluknya hangat.

Sedangkan mentari di ujung sana, menyeka serpihan hatinya yang patah. Dari sana, ia melihat Hujan yang sangat dicintainya memeluk Air, Air yang menangisi Awan, dan Awan yang sedang berenda gurau dengan Angin.

Followers