https://s3.amazonaws.com/ksr/assets/000/336/514/a70018db8db3e2c4bdb21464817edc77_large.jpg?1358033093 |
aku menekan-nekan dadaku yang semakin sesak
menghirup udara yang terasa berdebu tanpa celah, menyesakkan
mengatakan pada diri sendiri, untuk jangan menangis.
07.10.14
Wanita itu membolak-balikkan badannya dengan resah. Memungut telepon genggamnya sebentar, kemudian meletakkannya kembali. Jatuh cinta memang kurang ajar, membuat otak susah beristirahat saja. Gumamnya serambi merasakan dentuman-dentuman kecil di dadanya.
Ia memutuskan untuk menyalakan televisi dan merebahkan badannya di sofa cokelat panjang, namun pandangannya tak bisa fokus -antara jam dinding dan televisi-
Matanya mulai terserang kantuk hebat, setelah seharian bekerja dan sempat lembur hingga pukul sepuluh. Jam menunjukkan pukul 00.00, ia menarik bibirnya secara simetris. Mengambil telepon genggamnya dan mulai mengetikkan kata-kata di layarnya
"Selamat ulang tahun, semoga umurmu panjang dan barokah, sukses selalu ya..."Ia membaca kalimat singkat itu berulang-ulang, mendesah pelan dan memutuskan untuk menghapusnya
Toh, aku bukan siapa-siapanya. Mungkin ia mengharapkan pesan dari wanita lain, atau ia akan menganggapku aneh dengan mengirimi pesan pukul sekian. Baiknya di kantor saja. Wanita itu menimbang dan memutuskan untuk bersembunyi di balik selimut.
13.10.14
Hari itu hari yang buruk untuknya. Terkena semprot bos di kantor, kehujanan, dan harus mempersiapkan materi meeting yang akan diselenggarakan esok hari. Dengan balutan baju kerja, ia merangkak ke atas kasur dan mulai bekerja.
"Ranya, tolong kamu cek sebagian materi yang harus kamu siapkan esok hari. Sudah saya email ke kamu. Thanks"Wanita itu mendengus pelan, dasar bos, seenaknya sendiri. Ia mengunduh beberapa dokumen yang dimaksud. Setelah menguap beberapa kali, ia memutuskan untuk membuka "jurnal" lelaki itu. Sebuah kesalahan besar.
ternyata benar, ia mengharapkan wanita lain. Firasatku benar, doaku untuk semoga salah-lah yang tak terkabulkan....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar