Sekalipun gravitasi diabaikan dari muka
Bumi ini, aku tetap terjatuh. Tertarik akan semua sisi darimu.
Aku tidak mengerti kapan semua ini dimulai,
yang ku ingat hanya awal aku mengenal dirimu. Dan rasa ini tumbuh, entah karena
apa dan mulai kapan.
Aku sudah paham, wangi parfummu adalah wewangian yang akan selalu senantiasa menggelitik indera penciumanku, tawamu adalah suara yang akan selalu terngiang-ngiang pada indera pendengaranku.
Kamu, duduk di belakang, selalu.
Dan aku memutuskan untuk duduk di depan,
dan tak mau duduk di belakang.
Aku tahu akan banyak bencana yg terjadi
jika aku memutuskan duduk dekatmu.
Entah kamu yang akan menyadari perhatian
diam-diamku, atau tubuhku yang akan selalu menghangat lalu melancarkan
peredaran darah ke arteri-arteri kecil yang ada di pipiku dan memerahkannya
seketika. Selalu begitu, bila dekat denganmu.
Aku duduk di depan, untuk memperhatikanmu.
Aku sengaja sering melongok ke belakang
untuk berbicara pada temanku, dan mengambil kesempatan untuk melihatmu dari
jauh, cinta bangku belakangku.
Dan jika pandangan mata kita bertemu, aku
segera mengalihkan pandanganku dan menutupi wajahku yang tersipu malu.
Aku terlalu nyaman dengan perasaanku, yang
tersembunyi, untukmu cinta bangku belakangku.
Aku..... Merasa bahagia, walau melihat
tingkah lakumu yang aneh dari jauh.
Kamu cinta bangku belakangku....
Tetaplah di situ. Agar aku selalu bisa
mengawasimu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar